Minggu, 29 Desember 2013

Cara Mudah Membayar Hutang Negara


Sampai dengan Agustus 2013, jumlah hutang luar negeri Indonesia berada pada angka 2.850 triliun rupiah atau USD 257,3 miliar.
Hutang itu terus bertambah seiring waktu, karena negeri ini salah urus. Hutang itu semakin membelit karena kita tak punya pemimpin, apalagi negarawan. Yang ada cuma penguasa, dan politikus. Penguasa yang akan menambah hutang lalu mewariskan hutang itu kepada penguasa yang menggantikannya. Begitu seterusnya. Sampai kiamat, mungkin.
Tapi sudahlah, sekarang yang penting adalah bagaimana membayar hutang yang terlanjur menggunung itu. Harus ada cara yang revolutif untuk membayar hutang yang sudah merenggut marwah dan harga diri bangsa kita itu. Harus ada terobosan jitu, agar anak cucu kita tidak tergadaikan batang lehernya kepada bangsa asing.
Ada dua langkah yang harus ditempuh oleh pemerintah Jokowi-Mahfud MD untuk membayar hutang luar negeri pemerintah itu.
Langkah pertama adalah tidak meminjam atau tidak menghutang lagi.

Langkah kedua adalah dengan membuka perkebunan aren satu juta hektar. Modalnya adalah 1.000.000 ha x rp.15.000.000 = rp.15 triliun saja.

Hasilnya dalam 15 tahun adalah : 8 tahun produksi x 125 juta pohon x rp.20.000 = 2920 x 125.000.000 x 20.000 = 7.300.000.000.000.000.- Terbilang : tujuh ribu tiga ratus triliun rupiah. Lebih dari cukup untuk membayar hutang LN kita, berikut bunganya.

Sebenarnya, satu juta hektar lahan akan berisi 250 juta pohon aren. Kita anggaplah yang berhasil hanya 50%-nya saja, yakni 125 juta pohon. Biaya pembukaan lahan dan penanaman aren perhektar cukup rp.11 juta saja, dan sisa rp.4 juta adalah untuk perawatan selama 7 tahun.
Biaya pemanenan dan biaya produksi lainnya sudah di luar perhitungan, karena satu pohon aren minimal menghasilkan uang rp.40.000/pohon/hari, pada masa produksinya.
Apa susahnya menyediakan lahan satu juta hektar, saat deforestasi pertahun mencapai 4 juta hektar/tahun pada 1999-2002?
Lalu, lahan hasil deforestasi tadi dibikin apa? Ya dibikin lahan kebun kelapa sawit, kebanyakan milik cukong asal Malaysia.
Daripada hanya menguntungkan segelintir konglomerat, lebih baik lahan sejuta hektar itu dijadikan lahan milik negara, lalu ditanami aren, untuk membayar hutang tujuh turunan.
Kalau Jokowi-Mahfud MD tak mau melakukan usulan saya ini, ya sudah, biar nanti Rhoma Irama-Abraham Samad yang mewujudkannya.

0 komentar:

Posting Komentar