Operator telekomunikasi Indosat berencana untuk tidak lagi menggunakan teknologi Code Division Multiple Access (CDMA). Layanan StarOne yang selama ini berbasis CDMA, akan dialihkan menjadi Extended Global System for Mobile (E-GSM).
President Director & CEO Indosat, Alexander Rusli berpendapat, teknologi CDMA mengalami stagnasi baik dari sisi ekosistem maupun profitabilitas. Perusahaan berharap StarOne menggunakan basis Global System for Mobile (GSM) agar bisa memberi layanan 2G, 3G, bahkan 4G.
“Kita pilih teknologi yang memiliki kelanjutan dan masa depan,” kata Alexander saat dihubungi KompasTekno, Rabu (17/12/2013).
Menurut Alexander, ekosistem CDMA sudah tidak lagi didukung oleh produsen ponsel, dan keberadaannya di Indonesia juga terbatas. “Sejauh ini importir sudah jarang memasukkan handset CDMA. Lebih banyak operator telekomunikasi CDMA saja yang memasukkan handset CDMA,” terangnya.
Pihak Indosat telah mengajukan permohonan kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) untuk mengganti teknologi StarOne. Perusahaan berani mengajukan permohonan itu karena jumlah pelanggan StarOne dinilai tidak banyak.
Jika nanti StarOne berganti teknologi GSM, ini berarti pelanggan setianya harus mengganti ponsel yang mendukung GSM. Salah satu yang perlu diperhatikan juga adalah penomoran. “Masalah penomoran akan kita bicarakan dengan regulator,” lanjut Alexander.
Selain Indosat, Telkom Indonesia berencana melikuidasi layanan Flexi, yang juga berbasis CDMA, dan memindahkan pelanggannya ke Telkomsel. Vice President Public Relations Telkom, Arif Prabowo, memandang bisnis CDMA terus menurun sehingga perusahaan perlu menentukan bisnis jangka panjang untuk Flexi.
Sama seperti Indosat, Telkom berencana mengalihkan teknologi Flexi ke E-GSM. Sekedar catatan, E-GSM merupakan upaya untuk memanfaatkan teknologi GSM di rentang frekuensi 900 MHz.
Indosat dan Telkomsel sempat mengusulkan kepada regulator agar E-GSM diterapkan di spektrum frekuensi 850 MHz.
Selain Indosat dengan merek StarOne dan Telkom dengan Flexi, operator telekomunikasi lain yang memanfaatkan spektrum frekuensi 850 MHz adalah Smartfren Telecom dengan merek Smartfren, dan Bakrie Telecom dengan mereka Esia.
Keempat operator itu memegang lisensi Fixed Wireless Access (FWA) atau Telepon Tetap Nirkabel, yang berarti layanan seluler mobilitasnya terbatas.
0 komentar:
Posting Komentar